Banner Iklan

Ekspor Santan Sumsel Tembus 543 Ribu Kilogram, China Jadi Pasar Utama

BERITA PERISTIWA – Kinerja ekspor komoditas olahan kelapa asal Sumatera Selatan (Sumsel) terus menunjukkan tren positif. Badan Karantina Indonesia (Barantin) mencatat, sepanjang tahun 2025, volume ekspor santan kelapa asal Sumsel mencapai 543 ribu kilogram, dengan China sebagai negara tujuan utama, disusul Hong Kong.

Kepala Badan Karantina Indonesia, Sahat M. Panggabean, menyampaikan bahwa capaian ini mencerminkan meningkatnya kepercayaan pasar global terhadap produk olahan kelapa dari Sumsel yang dikenal memiliki mutu tinggi dan keamanan terjamin.

"Permintaan santan asal Sumsel terus meningkat karena mutunya terjamin dan memenuhi standar negara tujuan. Ini menjadi modal kuat bagi kita untuk memperluas pasar ekspor,” ujar Sahat, Minggu (12/10/2025).

Dari total ekspor tersebut, 525 ribu kilogram dikirim ke China, sementara 18 ribu kilogram lainnya menuju Hong Kong. Mayoritas produk berasal dari kelapa unggulan Kabupaten Banyuasin, yang telah melalui proses sertifikasi kesehatan dan pemeriksaan perkarantinaan sesuai standar internasional.

Sahat menjelaskan bahwa Barantin berkomitmen mendorong penguatan industri hilir kelapa, agar komoditas ini tidak hanya diekspor dalam bentuk bahan mentah.

"Kita ingin kelapa diolah terlebih dahulu agar punya nilai tambah. Produk turunan seperti santan memiliki potensi besar dan diminati pasar global,” jelasnya.

Selain menjamin mutu, Barantin juga memastikan setiap produk ekspor memiliki Certificate of Origin dari daerah asal, sebagai bentuk transparansi dan penegasan identitas produk lokal di pasar dunia.

Sementara itu, perwakilan PT YSK KOS, Andi, selaku salah satu eksportir utama, menyampaikan apresiasi terhadap dukungan dan pendampingan Karantina Sumsel selama proses sertifikasi ekspor.

"Bimbingan teknis dari Karantina membuat kami lebih siap memenuhi standar pembeli luar negeri, terutama terkait keamanan pangan,” ungkapnya.

Sebelumnya, Barantin bersama Karantina Sumsel melakukan kunjungan ke pabrik PT YSK KOS di Ogan Ilir pada Jumat (10/10/2025). Kunjungan ini bertujuan memastikan penerapan standar perkarantinaan sekaligus mendorong penguatan industri olahan kelapa sebagai komoditas ekspor unggulan Sumatera Selatan.

"Keberhasilan ini tak lepas dari penerapan standar kesehatan dan keamanan yang ketat dalam setiap proses produksi dan ekspor,” tutup Sahat.

Lebih baru Lebih lama