Sengketa Lahan Jadi Tantangan, Pembangunan Tol Palembang–Betung Tetap Digenjot Target Lebaran 2026

BERITA PERISTIWA – Pembangunan Jalan Tol Palembang–Betung sepanjang 69,19 km terus dikebut agar dapat berfungsi penuh saat Idulfitri 1447 Hijriah, Maret 2026. Namun, proyek strategis nasional ini menghadapi kendala serius berupa sengketa lahan sepanjang sekitar lima kilometer trase tol.

Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru, menegaskan bahwa pemerintah daerah tidak akan tinggal diam dan segera mengambil langkah hukum serta mediasi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

“Kami ingin tol Palembang–Betung segera dapat dinikmati masyarakat. Hanya tersisa sekitar 5 km yang masih bermasalah karena klaim kepemilikan ganda atas lahan yang sebelumnya sudah dibebaskan,” kata Herman Deru usai rapat koordinasi. Rapat tersebut juga dihadiri Pangdam II/Sriwijaya Mayjen TNI Ujang Darwis, Ketua DPRD Sumsel Andie Dinialdie, serta jajaran Forkopimda.

Asisten II Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Pemprov Sumsel, Basyaruddin Akhmad, menjelaskan bahwa kontraktor PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) telah membayar ganti rugi kepada 56 warga atas lahan seluas 19,6 hektare. Namun, sebagian lahan tersebut kini diklaim kembali oleh pihak lain.

Untuk menyelesaikan masalah ini, proses hukum akan melibatkan Kejaksaan, Kepolisian, Badan Pertanahan Nasional (BPN), dan pemerintah desa setempat.

Meski terkendala sengketa lahan, HKI memastikan pengerjaan konstruksi tetap berjalan sesuai jadwal dengan target tol dapat difungsikan sebelum Lebaran 2026. Per akhir Juni 2025, progres konstruksi keseluruhan telah mencapai 52 persen.

Pembangunan tol dibagi dalam tiga seksi. Seksi 1 (Palembang–Rengas) dan Seksi 2 (Rengas–Pangkalan Balai) dengan total panjang 54,5 km telah mencapai 70,69 persen progres. Sedangkan Seksi 3 (Pangkalan Balai–Betung) sepanjang 14,69 km baru mencapai 12,65 persen.

HKI juga tengah membangun rest area tipe A di STA 71+000 yang akan dilengkapi berbagai fasilitas, termasuk masjid, toilet, restoran, bengkel, serta ruang khusus untuk pelaku UMKM.

Jika tersambung penuh, Tol Palembang–Betung diperkirakan dapat memangkas waktu tempuh dari 4-5 jam menjadi hanya 1,5-2 jam. Tol ini juga akan terintegrasi dengan Tol Kayuagung–Palembang–Betung dan Tol Palembang–Indralaya–Prabumulih, sehingga mempermudah arus logistik sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

HKI mengakui pembangunan tol ini menghadapi tantangan berat karena sebagian besar trase melintasi tanah gambut dan tanah lunak. Untuk mengatasinya, digunakan metode perbaikan daya dukung tanah dan teknologi Building Information Modeling (BIM) dalam perencanaan konstruksi.

Selain itu, pembangunan Tol Betung–Tempino–Jambi sepanjang 170 km juga tengah dipercepat. Hutama Karya menargetkan seluruh jaringan tol tersebut dapat beroperasi penuh paling lambat akhir 2026.