Krisis Gas 3 Kg di Lahat, Warga Keluhkan Kelangkaan dan Kenaikan Harga

BERITA PERISTIWA – Warga Kabupaten Lahat saat ini dibuat resah akibat kelangkaan gas elpiji 3 kg atau yang dikenal sebagai gas melon.

Selain sulit ditemukan, harga gas ini juga melonjak tajam di tingkat eceran.

Harga gas melon yang sebelumnya berada di angka Rp25.000 per tabung, kini mencapai Rp30.000. Bahkan, di beberapa daerah seperti Desa Tanjung Aur, Kecamatan Kikim Tengah, harga gas melon sudah menembus Rp40.000 per tabung.

Keluhan Warga Soal Gas Melon Fajri, warga Desa Tanjung Aur, mengaku kecewa dengan situasi ini.

"Setiap kali mau beli ke agen, jawabannya selalu habis, padahal gas baru saja masuk," ungkap Fajri dengan nada kesal.

Sri (47), warga lainnya, juga merasakan keresahan yang sama. Ia mengaku harus berkeliling dari satu warung ke warung lainnya hanya untuk mencari gas.

"Harga sudah mahal, tapi tetap sulit dicari. Saya sudah keliling, tapi tetap tidak dapat," keluhnya.

Agen Gas Ikut Merasakan Dampak Rahmat (35), salah satu agen gas di Lahat, mengonfirmasi bahwa harga gas elpiji 3 kg di pangkalan juga mengalami kenaikan. "Dari harga Rp16.000, sekarang sudah Rp22.000 hingga Rp23.000. Selain itu, gas juga langka. Bahkan warga sampai antre menunggu mobil pengantar gas," jelas Rahmat.

Ia menduga kelangkaan ini terkait dengan peningkatan permintaan jelang Ramadan. Namun, menurutnya, distribusi gas yang hanya tersedia dua minggu sekali di pangkalan tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.

Harapan Solusi dari Pemerintah Rahmat menambahkan, pembelian gas di pangkalan juga tidak mudah.

Selain jadwal yang terbatas, warga harus rela mengantre panjang untuk mendapatkan gas dengan harga eceran tertinggi (HET).

"Kami berharap pemerintah segera memberikan solusi agar masalah ini tidak terus membebani masyarakat, terutama yang membutuhkan gas untuk kebutuhan sehari-hari," tambahnya.

Hingga berita ini diterbitkan, Humas PT Pertamina Regional MOR II Sumbagsel, Niko, belum memberikan tanggapan terkait situasi ini.